Tuesday, January 29, 2013

Musang Bulan


Musang Bulan (Paguma larvata leucomystax)

Gambar 1. Musang Bulan

Taxonomic Hierarchy :
Kingdom
Animalia  – Animal, animaux, animals
   Phylum
Chordata  – cordés, cordado, chordates
      Subphylum
Vertebrata  – vertebrado, vertébrés, vertebrates
         Class
Mammalia Linnaeus, 1758 – mammifères, mamífero, mammals
            Subclass
Theria Parker and Haswell, 1897
               Infraclass
Eutheria Gill, 1872
                  Order
Carnivora Bowdich, 1821 – cachorro do mato, carnívoro, gato do mato, lontra, carnivores, carnivores
                     Suborder
Feliformia Kretzoi, 1945 – cat-like carnivores
                        Family
Viverridae Gray, 1821
                           Subfamily
Paradoxurinae Gray, 1865
                              Genus
Paguma Gray, 1831
                                 Species
Paguma larvata (C. E. H. Smith, 1827) – Masked Palm Civet
                                    Subspecies
Paguma larvata leucomystax (J. E. Gray, 1837)

Gambar 2. Specimen dari Musang Bulan (Paguma larvata leucomystax)


Gambar 3. Masked Palm Civet (Paguma larvata)

Penyebaran :
Dunia : Malay Peninsula, Thailand, Semenanjung Malaysia, Indonesia
Indonesia : Sumatra, Kalimantan (Borneo) dan di beberapa pulau lainnya selain Jawa.

Ciri Fisik :
Ciri fisik dari musang bulan atau Sumatran Masked Palm Civet (Paguma larvata leucomystax) tidak seperti musang yang jenis lainnya, bulunya berwarna oranye-coklat hingga berwarna abu-abu memiliki motif totol, garis, dan pola lain yang sedikit, kecuali topeng pada bagian wajah.
Topeng tersebut terdiri dari garis putih yang menonjol yang membentang dari hidung hingga kening (kadang-kadang bisa lebih banyak atau lebih besar tetapi ketebalan warnanya telah berkurang) membagi dua topeng hitam yang memanjang lateral ke bagian yang jauh dari pipi dan dahi, melewati telinga, dan bawah bagian belakang leher sebelum berhenti tepat di bawah tulang belikat. Mata dikelilingi oleh bulu putih yang dapat bervariasi dari pudar, garis putus-putus ataupun bercak dengan bentuk yang sempurna. Bibir, dagu, dan tenggorokan berwarna putih. Dalam beberapa jenis, garis-garis putih pada bulu, mirip seperti cambang pada manusia karena bentuk dan tempatnya berupa kurva yang naik dari tenggorokan. Kurva ini memiliki ketebalan yang bervariasi yang merupakan batas dari bercak kecil di pangkal telinga atau bercak besar yang mengelilingi dasar kedua telinga yang berbulu gelap.
Kaki dari musang ini selalu berwarna selalu gelap, pada umumnya berwarna hitam, dan Melanisme biasanya meluas hingga kaki dengan jarak dan intensitas tergantung pada individu dari musang tersebut. Ujung ekor musang ini kadang-kadang lebih gelap dari mayoritas bulunya. Perbedaan dalam pigmentasi dapat bervariasi dari beberapa nuansa yang lebih gelap dari bulu pada tubuhnya hingga hitam pekat dan dapat mencakup keseluruhan atau setengah dari warna ekor. Dan untuk musan bulan pada ujung ekornya memiliki putih.
Ukuran dari tubuh musang ini dapat bervariasi antara 51-76 cm (20 sampai 28 in), dan panjang ekor yang berkisar antara 51-63 cm (20 sampai 25 in). Dan memiliki berat keseluruhan antara 3,6 hingga 6 kg (8 dan 13,2 lb).

Kebiasaan :
Musang adalah salah satu jenis mamalia liar yang kerap ditemui di sekitar pemukiman dan bahkan perkotaan. Hewan ini amat pandai memanjat dan bersifat arboreal (hewan yg menghabiskan hidup di pepohonan), tidak segan pula untuk turun ke tanah.
Musang juga bersifat nokturnal, aktif di malam hari untuk mencari makanan dan lain-lain aktifitas hidupnya
.

Makanan :
Musang adalah mahluk Omnivora, lebih sering memakan aneka buah-buahan,biasanya pepaya, pisang, rambutan, mangga, buah pohon kayu afrika (Maesopsis eminii). Makanan lainnya adalah berupa serangga, moluska, cacing tanah, kadal serta bermacam-macam hewan kecil lain yang bisa ditangkapnya, termasuk mamalia kecil seperti tikus.

Yang Unik :
Di tempat-tempat yang biasa dilaluinya, di atas batu atau tanah yang keras, seringkali didapati tumpukan kotoran musang dengan aneka biji-bijian yang tidak tercerna di dalamnya. Agaknya pencernaan musang ini begitu singkat dan sederhana, sehingga biji-biji itu keluar lagi dengan utuh. Karena itu pulalah, konon musang memilih buah yang betul-betul masak untuk menjadi santapannya.

Reproduksi : 
Musang betina dapat melahirkan dua kali dalam satu tahun, dengan jumlah anak antara satu sampai empat ekor. Musang muda dapat tumbuh hingga ukuran dewasa dalam waktu tiga bulan.
Selama Mating / kimpoi / kimpoi yang masanya cukup singkat, biasanya pasangan musang itu tetap tinggal bersama2 sampai anak2 musang lahir.
Masa dewasa sexual Musang adalah 11-12 bulan, Musang yang dipelihara itu bisa hidup hingga 22 tahun lamanya


No comments:

Post a Comment

Popular Post