Musang Bulan (Paguma larvata leucomystax)
Gambar 1. Musang Bulan
Kingdom
|
Animalia – Animal,
animaux, animals
|
Phylum
|
Chordata – cordés,
cordado, chordates
|
Subphylum
|
Vertebrata –
vertebrado, vertébrés, vertebrates
|
Class
|
Mammalia Linnaeus,
1758 – mammifères, mamífero, mammals
|
Subclass
|
Theria Parker and
Haswell, 1897
|
Infraclass
|
Eutheria Gill, 1872
|
Order
|
Carnivora Bowdich,
1821 – cachorro do mato, carnívoro, gato do mato, lontra, carnivores,
carnivores
|
Suborder
|
Feliformia Kretzoi,
1945 – cat-like carnivores
|
Family
|
Viverridae Gray,
1821
|
Subfamily
|
Paradoxurinae Gray,
1865
|
Genus
|
Paguma Gray,
1831
|
Species
|
Paguma larvata (C.
E. H. Smith, 1827) – Masked Palm Civet
|
Subspecies
|
Paguma
larvata leucomystax (J. E. Gray, 1837)
|
Gambar 2. Specimen dari Musang Bulan (Paguma larvata leucomystax)
Gambar 3. Masked Palm Civet (Paguma larvata)
Penyebaran :
Dunia : Malay Peninsula,
Thailand, Semenanjung Malaysia, Indonesia
Indonesia : Sumatra, Kalimantan (Borneo) dan di beberapa pulau lainnya
selain Jawa.
Ciri Fisik :
Ciri fisik dari musang bulan atau Sumatran
Masked Palm Civet (Paguma larvata leucomystax) tidak seperti
musang yang jenis lainnya, bulunya berwarna oranye-coklat hingga berwarna abu-abu memiliki motif totol,
garis, dan pola lain yang sedikit, kecuali topeng pada bagian wajah.
Topeng tersebut
terdiri dari garis putih yang menonjol yang membentang dari hidung hingga
kening (kadang-kadang bisa lebih banyak atau lebih besar tetapi ketebalan warnanya telah berkurang) membagi dua topeng hitam yang memanjang lateral ke bagian yang jauh dari pipi dan dahi, melewati telinga, dan bawah
bagian belakang leher sebelum berhenti tepat di bawah tulang belikat. Mata
dikelilingi oleh bulu putih yang dapat bervariasi dari pudar,
garis putus-putus
ataupun bercak dengan bentuk yang sempurna. Bibir,
dagu, dan tenggorokan berwarna putih.
Dalam beberapa jenis, garis-garis putih pada
bulu, mirip seperti cambang pada manusia
karena bentuk dan tempatnya berupa kurva yang naik dari
tenggorokan. Kurva ini memiliki ketebalan yang bervariasi yang merupakan
batas dari bercak kecil di pangkal telinga
atau bercak besar yang mengelilingi dasar kedua telinga yang berbulu gelap.
Kaki dari musang ini selalu berwarna selalu gelap, pada umumnya berwarna
hitam, dan Melanisme biasanya meluas hingga
kaki dengan jarak dan intensitas tergantung
pada individu dari musang tersebut. Ujung
ekor musang ini kadang-kadang lebih gelap dari
mayoritas bulunya. Perbedaan dalam pigmentasi dapat bervariasi dari beberapa
nuansa yang lebih gelap dari bulu pada tubuhnya hingga hitam pekat dan dapat
mencakup keseluruhan atau setengah dari warna ekor. Dan untuk musan bulan pada ujung ekornya memiliki
putih.
Ukuran dari tubuh musang ini dapat bervariasi antara 51-76 cm (20 sampai 28 in), dan panjang ekor yang berkisar
antara 51-63 cm (20 sampai 25 in). Dan memiliki berat keseluruhan
antara 3,6 hingga 6 kg (8 dan
13,2 lb).
Kebiasaan :
Musang adalah salah
satu jenis mamalia liar yang kerap ditemui di sekitar pemukiman dan bahkan
perkotaan. Hewan ini amat pandai memanjat dan bersifat arboreal (hewan yg menghabiskan hidup di
pepohonan), tidak segan pula untuk turun ke tanah.
Musang juga bersifat nokturnal, aktif di malam hari untuk mencari makanan dan lain-lain aktifitas hidupnya.
Musang juga bersifat nokturnal, aktif di malam hari untuk mencari makanan dan lain-lain aktifitas hidupnya.
Makanan :
Musang adalah mahluk Omnivora, lebih sering memakan aneka buah-buahan,biasanya pepaya, pisang, rambutan, mangga, buah pohon kayu afrika
(Maesopsis eminii). Makanan lainnya adalah berupa serangga, moluska, cacing tanah, kadal serta
bermacam-macam hewan kecil lain yang bisa ditangkapnya, termasuk mamalia kecil
seperti tikus.
Yang Unik :
Di tempat-tempat yang
biasa dilaluinya, di atas batu atau tanah yang keras, seringkali didapati
tumpukan kotoran musang dengan aneka biji-bijian yang tidak tercerna di
dalamnya. Agaknya pencernaan musang ini begitu singkat dan sederhana, sehingga
biji-biji itu keluar lagi dengan utuh. Karena itu pulalah, konon musang memilih
buah yang betul-betul masak untuk menjadi santapannya.
Reproduksi :
Musang betina dapat melahirkan dua kali dalam satu tahun, dengan jumlah
anak antara satu sampai empat ekor. Musang muda dapat tumbuh hingga ukuran
dewasa dalam waktu tiga bulan.
Selama Mating /
kimpoi / kimpoi yang masanya cukup singkat, biasanya pasangan musang itu tetap
tinggal bersama2 sampai anak2 musang lahir.
Masa dewasa sexual Musang adalah 11-12 bulan,
Musang yang dipelihara itu bisa hidup hingga 22 tahun lamanya
No comments:
Post a Comment